New Delhi:
Israel pada hari Sabtu merilis rekaman yang menunjukkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar memindahkan barang-barangnya ke sebuah terowongan di Gaza beberapa jam sebelum serangan 7 Oktober tahun lalu yang memicu perang yang sedang berlangsung.
Rekaman itu dirilis setelah kematian Sinwar di kota Rafah, Gaza selatan, dalam baku tembak yang berakhir dengan pemimpin Hamas terpojok dan sendirian di sebuah bangunan yang hancur.
Rekaman itu menunjukkan Sinwar dan istri serta anak-anaknya memindahkan barang-barang, termasuk televisi, air, bantal dan kasur, ke dalam terowongan yang menurut juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari terletak di bawah rumah keluarga di Khan Younis.
🎥REKAMAN YANG DIKLASIFIKASI:
Sinwar beberapa jam sebelum pembantaian 7 Oktober: menurunkan TV-nya ke dalam terowongannya, bersembunyi di bawah warga sipil, dan bersiap menyaksikan para teroris melakukan pembunuhan, penculikan, dan pemerkosaan. pic.twitter.com/wTAF9xAPLU
— LTC Nadav Shoshani (@LTC_Shoshani) 19 Oktober 2024
Saat jumpa pers, Hagari menunjukkan foto-foto kompleks bawah tanah, yang memiliki toilet, kamar mandi, dan dapur. Makanan, uang tunai, dan dokumen juga ditemukan di sana.
Hamas, sementara itu, mengatakan Sinwar tewas secara heroik saat bertempur, dan menyebut pernyataan Hagar sebagai “kebohongan yang terang-terangan”.
Rekaman drone awal pekan ini menunjukkan Sinwar terluka parah di saat-saat terakhirnya, melemparkan sebuah benda ke drone tersebut. Otopsi menemukan bahwa Sinwar terbunuh dengan tembakan di kepala, dan juga ditemukan salah satu jarinya terpotong.
Selama satu tahun konflik Israel-Hamas, Pasukan Pertahanan Israel sering mendekati Sinwar, namun Sinwar berhasil melarikan diri. Israel telah mengidentifikasi persembunyian terakhir Sinwar setelah militer menemukan “sampel DNA-nya pada jaringan yang digunakan untuk membuang ingus,” kata Hagari.
Sementara serangan 7 Oktober di Israel menewaskan sekitar 1.200 orang dan mengakibatkan 235 orang disandera, operasi Israel di Gaza selama setahun telah mengakibatkan lebih dari 40.000 kematian.
Kematian Sinwar, yang baru beberapa bulan lalu menggantikan pendahulunya yang terbunuh, Ismail Haniyeh, menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang akan memimpin Hamas di tengah perang yang juga terjadi di Lebanon. Serangan Israel di Lebanon menewaskan sedikitnya 2.350 orang selama setahun terakhir, menurut kementerian kesehatan Lebanon, dan lebih dari 1,2 juta orang mengungsi. Serangan Hizbullah telah menewaskan 50 tentara Israel dan warga sipil, menurut Israel.