Yerusalem:
Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya mengerahkan lebih banyak pasukan untuk membela komunitas selatan dan daerah yang berbatasan dengan Gaza, menjelang peringatan serangan Hamas pada 7 Oktober.
“Divisi Gaza (tentara) IDF telah diperkuat dengan beberapa peleton, dengan pasukan ditempatkan untuk mempertahankan komunitas dan wilayah perbatasan,” kata militer.
“Tentara dilengkapi sepenuhnya untuk mempertahankan wilayah tersebut melalui koordinasi dengan pasukan keamanan setempat,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Di dalam Gaza, militer mengatakan tiga divisi sedang bekerja untuk “membongkar infrastruktur teroris dan menurunkan kemampuan Hamas”.
“Komando Selatan tetap dalam kewaspadaan dan kesiapan yang tinggi untuk beberapa hari mendatang,” kata komandan Mayor Jenderal Yaron Finkelman seperti dikutip.
Sebelumnya, militer mengatakan pasukannya telah mengepung wilayah Jabaliya di Gaza tengah tempat Hamas berusaha membangun kembali kemampuan operasionalnya.
Pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, militan Hamas menerobos perbatasan dari Gaza ke Israel dalam serangan yang kemudian menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.
Pada akhir hari raya Yahudi di Sukkot, para militan melancarkan serangan mereka melalui darat, udara, dan laut.
Setahun kemudian, jumlah korban tewas yang dikonfirmasi akibat serangan itu, termasuk sandera yang terbunuh di penangkaran, telah mencapai 1.205 orang di pihak Israel, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Militan menculik 251 sandera, 97 di antaranya masih ditawan di Gaza, termasuk 33 orang yang menurut militer Israel tewas.
Beberapa jam setelah serangan itu, Israel melancarkan serangan militer kilat di Gaza, yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut hingga menjadi puing-puing, dan hampir seluruh dari 2,4 juta penduduknya telah mengungsi setidaknya satu kali karena krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.
Serangan Israel yang tiada henti di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 41.870 orang, mayoritas dari mereka adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.
Angka-angka tersebut terbukti dapat dipercaya oleh PBB.
(Kecuali judulnya, cerita ini belum diedit oleh staf NDTV dan diterbitkan dari feed sindikasi.)