back to top

Negara Ini Jual Kewarganegaraan untuk Menjadi Pulau Paling Tahan Iklim di Dunia

Share

Dalam upaya untuk membangun kembali dan berkembang setelah kehancuran akibat Badai Maria tujuh tahun lalu, Dominika telah beralih ke sumber pendanaan yang tidak konvensional: dengan menjual paspor, The Washington Post melaporkan. Negara Karibia ini bertujuan untuk menjadi pulau paling tahan iklim di dunia tanpa harus berhutang besar atau menunggu bantuan yang dijanjikan dari negara-negara kaya. Dengan menawarkan kewarganegaraan kepada orang-orang kaya, seringkali dari Tiongkok dan Timur Tengah, dengan biaya ratusan ribu dolar, Dominika telah menemukan cara untuk mendanai upaya pemulihan ambisiusnya.

Program kewarganegaraan negara ini dimulai pada tahun 1990an namun berkembang pesat sejak terjadinya badai, dan menjadi sumber utama pendapatan nasional. Dana yang terkumpul telah disalurkan untuk proyek-proyek infrastruktur penting, termasuk klinik medis baru dan kompleks perumahan bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat badai. Mantan Menteri Luar Negeri Francine Baron menyebut inisiatif ini sebagai “penyelamat”, sementara Menteri Keuangan Irving McIntyre menekankan perlunya “bentuk pendanaan mandiri” untuk mengatasi perubahan iklim.

“Program ini sangat berarti bagi kami. Kami menyadari bahwa kami harus mendapatkan pendanaan mandiri untuk menghadapi perubahan iklim,” kata McIntyre kepada The Post.

Meskipun sukses, program ini menimbulkan kekhawatiran mengenai transparansi dan keamanan. Meskipun harga kewarganegaraan baru-baru ini meningkat menjadi $200,000 (Rs 1,68 crore), kewarganegaraan tetap menjadi salah satu pilihan yang paling terjangkau secara global. Beberapa penerima tinggal di Dominika, sebuah pulau kecil dengan populasi 71.000 jiwa, yang terkenal dengan bentang alamnya yang subur.

Dampak Badai Maria mengakibatkan kerusakan parah pada perekonomian, dengan kerugian diperkirakan mencapai lebih dari dua kali lipat produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Perdana Menteri Roosevelt Skerrit berjanji untuk melakukan pembangunan kembali dengan lebih baik dan lebih tangguh, serta menekankan kebutuhan mendesak akan pendanaan untuk memitigasi risiko iklim di masa depan.

Para pejabat Dominika menyatakan bahwa perubahan iklim, yang sebagian besar disebabkan oleh emisi dari negara-negara kaya, mengakibatkan badai yang lebih sering dan parah.

Sikap proaktif Dominika terhadap ketahanan iklim mencakup investasi besar di bidang perumahan dan infrastruktur. Pemerintah mengklaim telah mendanai sekitar 2.000 rumah di lokasi yang dirancang untuk tahan terhadap bencana di masa depan.

Negara ini bertujuan untuk berinvestasi pada infrastruktur yang berketahanan untuk memitigasi risiko iklim sambil mencari dukungan dari negara-negara maju di tengah kekurangan dana yang disoroti oleh PBB dalam diskusi iklim global.

Meskipun penjualan paspor telah menjadi sebuah penyelamat, pendekatan ini telah memicu perdebatan mengenai potensi risiko yang terkait dengan pemberian kewarganegaraan kepada individu dengan latar belakang yang tidak jelas. Kritikus berpendapat bahwa program-program tersebut mungkin tidak diteliti secara memadai. Uni Eropa dan badan-badan internasional lainnya telah menyuarakan kekhawatiran mengenai langkah-langkah keamanan, terutama menyusul laporan bahwa Dominika mengeluarkan paspor bagi individu dengan latar belakang yang meragukan.

Meskipun ada pengawasan ketat, permintaan paspor Dominika tetap tinggi. Dengan terbatasnya pilihan penerbangan ke AS, pulau ini telah menjadi pusat bagi mereka yang mencari mobilitas dan akses lebih besar melalui kewarganegaraan alternatif. Namun, pesatnya pertumbuhan program ini telah mendorong perlunya pengawasan dan akuntabilitas yang lebih besar.

demonstrasi

demo

info demonstrasi

Baca selengkapnya

Berita Terkait