New Delhi:
Israel melanjutkan serangan udara yang ganas terhadap benteng utama Hizbullah di Beirut selatan di Lebanon hari ini. Serangan-serangan ini, yang dimulai tadi malam di jantung ibu kota, menimbulkan kepulan asap tebal yang membubung ke langit, memicu ketakutan dan kekacauan di wilayah sipil yang padat penduduknya. Operasi tersebut menandai serangan paling intens Israel di Beirut sejak mengalihkan fokus militernya dari Gaza ke Lebanon awal pekan ini.
Peringatan Benyamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di depan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB pada hari Jumat, bersumpah bahwa Israel akan melanjutkan kampanye militernya melawan Hizbullah sampai perbatasan utara diamankan sepenuhnya. Dia mengklaim bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri, menyatakan bahwa tidak ada penangguhan hukuman yang akan diberikan kepada Hizbullah, dan mengisyaratkan kemungkinan serangan darat di Lebanon.
Netanyahu juga mengeluarkan peringatan keras kepada Teheran, menuduh Iran memicu kekerasan melalui dukungannya terhadap Hizbullah. “Jika Anda menyerang kami, kami akan menyerang Anda,” Netanyahu memperingatkan, seraya menambahkan bahwa jangkauan Israel dapat diperluas ke seluruh Timur Tengah jika diperlukan.
Saat Netanyahu berpidato di Majelis Umum PBB, sejumlah diplomat keluar sebagai bentuk protes. Jumlah korban jiwa yang besar dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza telah menuai kecaman luas, dengan lebih dari 42.000 orang dilaporkan tewas di wilayah kantong yang terkepung tersebut. Seluruh lingkungan di Gaza telah hancur menjadi puing-puing, dan ratusan ribu orang mengungsi.
Nasrallah Menjadi Target Di Beirut
Serangan udara Israel pada Jumat malam di Beirut selatan merupakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan dilaporkan melibatkan puluhan ton bahan peledak. Para pejabat tinggi Hizbullah diperkirakan hadir di markas bawah tanah yang dibom, meskipun laporan dari Hizbullah menyatakan bahwa Nasrallah selamat dari serangan tersebut. Meskipun terjadi kerusakan parah dan seluruh bangunan rata dengan tanah, belum ada konfirmasi langsung mengenai kematian Nasrallah, meskipun spekulasi terus beredar.
Namun para pejabat Israel menyatakan keyakinannya bahwa serangan tersebut telah secara serius membahayakan struktur komando Hizbullah. Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, juru bicara IDF Daniel Hagari mengklaim bahwa serangan itu menargetkan markas besar Hizbullah di pinggiran Dahiyeh, Beirut. IDF juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberi tahu AS tentang serangan udara tersebut ketika operasi sedang berlangsung, namun AS tidak terlibat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam menanggapi serangan di Beirut, mengutuk serangan itu sebagai “kejahatan perang yang mencolok”, yang semakin memperburuk situasi yang sudah bergejolak.