Lavrov mengatakan AS mulai kehilangan rasa saling menahan diri dengan Rusia, menyebutnya “berbahaya”.
Moskow:
“Mereka (AS) harus memahami bahwa garis merah kami tidak bisa diremehkan. Dan mereka tahu betul di mana garis merah itu,” kata laporan itu mengutip pernyataannya.
Lavrov mengatakan AS mulai kehilangan rasa saling menahan diri dengan Rusia, menyebutnya “berbahaya”.
“(Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John) Kirby mengatakan bahwa isu peningkatan dukungan untuk Ukraina harus didekati secara hati-hati agar tidak memicu Perang Dunia III karena akan menyedihkan melihat Eropa hancur,” katanya, seraya menambahkan bahwa AS memiliki “keyakinan yang mengakar kuat bahwa mereka tidak tersentuh”.
Lavrov mengatakan ia berharap Washington akan menyadari konsekuensi potensial dari memasok senjata ke Ukraina.
“Saya yakin masih ada orang-orang berakal sehat dengan pengaruh signifikan di sana. Dan saya berharap kepentingan AS akan diperhitungkan,” katanya.
Sementara itu, pada konferensi pers hari Rabu, Kirby mengatakan AS menyambut baik negara mana pun yang bersedia mencoba membantu mengakhiri konflik di Ukraina.
“Negara mana pun yang bersedia mencoba membantu mengakhiri perang ini dan melakukannya sesuai dengan hak prerogatif Presiden Zelenskyy, hak prerogatif rakyat Ukraina, rencananya untuk perdamaian yang adil, kami tentu akan menyambut peran seperti itu,” katanya.
Pada hari Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut India di antara tiga negara yang selalu berhubungan dengannya mengenai konflik Ukraina, dan menegaskan bahwa mereka sungguh-sungguh berupaya untuk menyelesaikannya.
“Kami menghormati teman-teman dan mitra kami, yang saya yakini, dengan tulus berusaha menyelesaikan semua masalah seputar konflik ini, terutama Tiongkok, Brasil, dan India. Saya terus berhubungan dengan rekan-rekan kami mengenai masalah ini,” kata Putin seperti dikutip dalam laporan terpisah oleh TASS.
Pernyataan Putin muncul dua minggu setelah kunjungan bersejarah Perdana Menteri Narendra Modi ke Ukraina, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Zelenskyy.
Pada tanggal 23 Agustus, Modi mengunjungi Ukraina, di mana ia menyampaikan kepada Presiden Zelenskyy bahwa Ukraina dan Rusia harus duduk bersama tanpa membuang waktu untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung dan bahwa India siap memainkan “peran aktif” untuk memulihkan perdamaian di kawasan tersebut.
(Kecuali judul berita, cerita ini belum diedit oleh staf NDTV dan diterbitkan dari umpan sindikasi.)
Menunggu respons untuk dimuat…